-|| Kisah ±90Hari ||-

Teratas

Kamis, 04 Mei 2017

Surat Email Penyesalan Wanita

Ustad. Setelah membaca tweet-tweet ustad mengenai "pacaran"  yang dilarang islam saya sadar bahwa pacaran itu sangat merugikan pihak perempuan.

Apalagi setelah si peria puas menggrayangi bagian-bagian intim perempuan.
Saya menjadi sangat menyesal telah melakukan perbuatan seperti itu.

Saya baru putus beberapa hari lalu dengan pacar saya karna saya menganggap hubungan ini sangat tidak wajar.

saya kemarin berpacaran dengan teman SMP saya. Waktu SMP dia pernah menyatakan cinta kepada saya. Tetapi saat itu saya menolaknya. Sekarang, saya sama dia sama. sama sudah kuliah di satu kampus. Kami mulai dekat kembali dan berpacaran

Dia pernah mengatakan mau berhubungan intim pertama kalinya dengan saya.

Dia bilang,
20 tahunan, tapi aku belum pernah ngerasaain ML. Aku  pengen pertama kali ngelakuin sama kamu. Temen - temenku hampir semua udah pernah ngelakuin. Aku pengen ngerasain pertama kali sama kamu.

Lalu saya jawab,
Ini buat suami aku nantinya.
Terus dia jawab
Kamu nggak percaya nantinya aku bakal jadi suami kamu.

Dia berani minta melakukan hubungan intim diawal pacaran, minggu pertama pacaran. Disitu saya nolak habis-habisan.
Suatu ketika saya pergi nonton midnight sama dia. Pas di bioskop dia ngajakin saya ke hotel, tetapi saya nggak mau. Pulangnya, karna sudah malam, sekitar jam 12 malam, dia minta ngobrol diatas balkon rumah saya. Nah, dari situ saya memberikan kehormatan saya ke dia.

Entah setan mana yang merasuki saya. setelah kejadian itu saya langsung menangis. Dia bilang dia janji nggak akan ninggalin saya. Karna di awal pacaran dia bilang nggak ada kata putus, saya percaya dengan ucapanya.

Tiga kali perzinaan itu. Ke empat kalinya dia minta, saya tidak mau, karna saya baru saja melihat tweet - tweet, ustad mengenai pacaran. Pada saat menolak, dia marah sekali.

Saya nanya. Kamu serius nggak sama hubungan ini

Dijawab sama dia
Ribet banget si lu, tinggal jalanin doang

Saya mulai menyadari bahwa semua ucapan yang pernah dia katakan kepada saya itu bohong. Katanya mau serius, katanya ga ada kata putus, katanya pacaran nggak mau kaya anak kecil sebentar - bentar putus

Dia marah dan ngambek sama saya karna tidak dikasih. Saya di diemin sama dia sampai tiga atau empat hari. Saya telpon ga di angkat, BBM juga nggak di balas.

Saya takut banget ditinggalin sama dia. Ustad. Dia yang mengambil keperawanan saya, Dia yang pertama kali yang menggrayangi tubuh saya. Saya ingin mempertahankan hubungan ini.
Saya takut banget ditinggalin sama dia. Ustad. Dia yang mengambil keperawanan saya, Dia yang pertama kali yang menggrayangi tubuh saya. Saya ingin mempertahankan hubungan ini dengan harapan dia bisa berubah, mau untuk tidak berbuat seperti ini lagi

Tapi sikap dia mulai berubah, semakin dingin dan cuek, tidak care sama saya. Dan menurut saya lebih menyakitkan, dia tidak mau memperkenalkan saya dengan orang tuanya, main kerumahnya saja tidak boleh, saya mulai nggak kuat ngadepin dia.

Saya mengakhiri hubungan dengan rasa penyesalan yang teramaat dalam, kalau saja saya tidak menyerahkan kehormataan saya untuk lelaki seperti dia. Mungkin saya tidak seperti ini.

Saya minta saran dari Ustad untuk melakukan tobat apa?.
Apa ada niatan untuk Sholat Taubat?.
Atau cukup Sholat 5 waktu.

Lalu, bagaimana jika ada seseorang pria yang berpacaran serius dengan saya dan mengajaak saya menikah. Apakah saya harus bilang kalo saya tidak perawan lagi?

Terima kasih, Ustad menyempatkan membaca curahan hati saya. Mohon maaf dengan perbuatan yang hina ini.

Lihat versi videonya... Klik

0 Clik:

Posting Komentar

Tujuan Blogger

Menjadi Blogger yang memiliki ketangguh yang mampu membawa perubahan admin, seserta harapan bermanfaat untuk orang lain, menuju rasa ingin tahu menuju dunia penuh inspirasi, dan juga pengetahuan yang mempunyai nilai positif bagi orang lain.


Semua bisa jadi Cerita

Foto saya
Bintaro, Tangerang Selatan
Saya dulu bodoh atau membodohkan diri, bisa dibilang kalian yang pintar atau memintarkan diri, disini mungkin sulit untuk kalian bertahan tapi disana jauh lebih sulit beradaptasi untuk saya. Sekarang mencari atau jauhkan saja Saya, bahkan jika kalian bertanya "mau sampai kapan?", sampai saat ini Saya belum bisa menjawab itu, jika semua itu pudar dimakan waktu itu biasa saya maklumi, namun jika pudar dimakan kawan itu yang seharusnya dipahami.

Apa Inspirasimu